MEPNews.id – Selama beberapa dekade, kaum wanita memikul sebagian terbesar beban terkait kontrasepsi. Masalahnya, penggunaan pil KB wanita dalam jangka panjang dapat meningkatkan risiko efek samping antara lain pembekuan darah atau kanker payudara. Maka, para ilmuwan memikirkan cara bagaimana membuat alat kontrasepsi untuk kaum pria.
Terinspirasi oleh koktail berlapis warna-warni, para peneliti di Cina mengembangkan kontrasepsi pria jangka menengah yang siftnya reversible dan tidak permanen sesuai kebutuhan. Mereka melaporkan hasilnya di jurnal ACS Nano yang dipublikasikan 30 Januari 2019.
Bentuk umum kontrasepsi pria adalah jangka pendek (dengan mengenakan kondom) atau jangka panjang (vasektomi, yang memotong saluran sperma). Namun, kondom dapat gagal. Vasektomi, walaupun efektif, sangat mungkin bersifat reversibel atau susah sekali untuk dipulihkan seperti semula.
Xiaolei Wang dari Nanchang University bersama rekannya ingin menyusun kontrasepsi jangka menengah untuk pria. Mereka mendapat inspirasi dari minuman koktail, seperti Galaxy, yang dibuat para bartender dengan cara meletakkan cairan berwarna-warni di gelas. Jika minuman diaduk atau dipanaskan, lapisannya bergabung menjadi cairan seragam. Wang dan rekannya bertanya-tanya apakah bisa menggunakan pendekatan serupa untuk menyuntikkan lapisan bahan untuk memblokir vas deferens (saluran pembawa sperma dari testis ke uretra). Jika diberi panas, lapisan itu bercampur dan menghancurkannya sehingga bisa ‘mencabut penyumbat pipa.’
Tim peneliti lalu menguji pendekatan ini pada tikus jantan. Mereka secara berurutan menyuntikkan empat lapisan bahan ke dalam vas deferens tikus. Lapisan bahan itu adalah; hidrogel yang membentuk penghalang fisik terhadap sperma; nanopartikel emas yang memanas ketika disinari dengan cahaya inframerah jarak dekat; ethylenediaminetetraacetic acid (EDTA) bahan kimia yang memecah hidrogel dan membunuh sperma; dan lapisan lain nanopartikel emas.
Bahan yang disuntikkan ini bisa mencegah tikus jantan dari menghamili betina selama lebih dari dua bulan. Namun, ketika para peneliti menyinarkan lampu inframerah-dekat pada tikus selama beberapa menit, lapisan-lapisan penyumbat itu bercampur dan larut. Dengan terbukanya sumbatan di saluran vas deferens, memungkinkan tikus jantan menghasilkan keturunan.
Para peneliti mengatakan, untuk sementara percobaan percontohan ini memang menjanjikan. Meski demikian, masih dibutuhkan penelitian lebih lanjut untuk memverifikasi keamanan bahan.