Oleh: Moh. Husen
MEPNews.id–Teater Perdikan Yogyakarta akan mementaskan pentas teater berjudul Sengkuni 2019 pada tanggal 12-13 Januari 2019 pukul 19.30wib di concert hall Taman Budaya Yogyakarta. Sutradaranya Jujuk Prabowo. Penulis naskahnya Emha Ainun Nadjib. Informasi singkat ini saya baca di www.caknun.com. Dari info inilah saya kangen dengan Yogya, nonton teater, dan seterusnya. Terakhir saya ke Yogya tahun 2010, 9 tahun yang lalu.
Kemudian saya diguyoni oleh hati saya sendiri: “Halaahhhh, kamu ini kangen Yogya atau kangen Emha sih? Hemmb…..”
Sedang kangen-kangennya saya dengan Yogya itu, ndilalah-nya saya terhibur oleh band papan atas asal Yogya yang tampil di Indosiar, yakni Shella On 7. Penonton histeris. Saya pun histeris. Shella On 7 tampil begitu memukau. Membangkitkan nuansa ngetop-ngetopnya di zamannya. Sebelumnya juga luar biasa syahdu dan mengharu biru tampilan bang haji Rhoma Irama duet dengan Via Valen. Dan yang saya tunggu-tunggu, seorang penyanyi balada sang legendaris: Iwan Fals, yang ternyata muncul berduet sangat apik dengan Agnes Mo.
Hati saya diam saja. Alhamdulillah. Padahal saya sedang takut diguyoni lagi: “Kamu masih saja gampang silau dan gampang terpukau orang-orang ngetop ya?”
Memang hati saya terkadang gampang baper dan kampungan. Ada yang bilang mobilnya kena musibah terpleset jatuh kedalam sawah saja langsung marah karena dianggapnya pamer mobil. Padahal kalau saya menyebut nama tokoh dan ada yang ngerasani saya pamer tokoh atau yang tidak-tidak, hati saya langsung naik pitam dan nggak terima.
Kalau ada yang melambaikan tangan dari teras rumahnya supaya saya singgah sejenak, hati saya langsung murung, dianggapnya pamer kemegahan rumah serta seakan diteror: “Kapan punya rumah seperti ini?”. Mau saya marahi, lha kok hati saya sendiri. Mau saya diamkan dan saya sabari, kok rasanya konyol sekali.
Saya harus agak keras mendidik hati saya sendiri ini. Dia butuh pencerahan. Mungkin dia butuh sekolah lagi, entah S-2 atau S-3. Untung hati saya sendiri. Kalau hatinya orang lain, saya bisa ditatar balik, dikecam sok menceramahi, sok suci, dan seterusnya. Hati saya sepertinya sedang lupa mengenai hidup sawang sinawang, bahagia yang relatif, serta dunia yang tak pernah sempurna, yang selalu mengancam untuk kurang terus, haus terus dan lapar terus.
Hati saya yang sedang kangen Yogya ini, akhirnya saya ajak ngopi saja, sambil saya bisiki: “Setelah kangen Yogya, kamu akan kangen apa lagi?” (Banyuwangi, 12 Januari 2019)