Langkah ABCDE untuk Cegah Stunting

mepnews.id – Stunting mengacu pada kondisi kekurangan gizi kronis yang menghambat pertumbuhan anak. Tinggi badan anak lebih rendah daripada standar akibat kurang gizi, infeksi, dan faktor sosial ekonomi. Selain pada fisik, dampaknya juga terjadi pada perkembangan kognitif dan kemampuan belajar, yang dapat menghambat potensi masa depan.

Dr Revi Gama Hatta Novika, dosen FK UNS

Stunting menjadi masalah kesehatan masyarakat Indonesia yang harus segera diatasi. Dr Revi Gama Hatta Novika SST MKes, dosen Fakultas Kedokteran (FK) Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta, mengingatkan kembali strategi menghadapi stunting.

“Kementerian Kesehatan Republik Indonesia telah menetapkan berbagai langkah mencegah stunting, terutama dalam periode 1.000 hari pertama kehidupan sejak masa kehamilan hingga anak berusia 2 tahun. Salah satu pendekatan yang ditekankan adalah metode ABCDE,” kata ia lewat situs resmi uns.ac.id.

A – Aktif Minum Tablet Tambah Darah (TTD). Remaja putri dianjurkan mengonsumsi 1 TTD per minggu, ibu hamil sebaiknya mengonsumsi 1 TTD tiap hari selama kehamilan (minimal 90 tablet). Ini penting untuk mencegah anemia yang dapat memengaruhi pertumbuhan janin.

B – Bumil Teratur Periksa Kehamilan. Ibu hamil disarankan melakukan pemeriksaan kehamilan minimal 6 kali, dengan setidaknya 2 kali pemeriksaan dilakukan dokter menggunakan Ultrasonografi (USG). Pemeriksaan rutin membantu memantau kesehatan ibu dan perkembangan janin.

C – Cukupi Konsumsi Protein Hewani. Konsumsi protein hewani setiap hari, seperti ikan, telur, daging ayam, dan daging sapi, sangat penting bagi ibu hamil dan janin usia di atas 6 bulan untuk mendukung pertumbuhan dan perkembangan optimal.

D – Datang ke Posyandu Setiap Bulan. Orang tua dianjurkan membawa anak ke Posyandu secara rutin untuk memantau pertumbuhan dan perkembangan anak, serta mendapatkan imunisasi yang diperlukan.

E – Eksklusif Air Susu Ibu (ASI) 6 Bulan. Pemberian ASI eksklusif selama enam bulan pertama kehidupan anak sangat penting. Setelah itu, ASI dapat dilanjutkan hingga usia dua tahun dengan tambahan Makanan Pendamping ASI (MPASI) bergizi seimbang.

Selain pendekatan ABCDE, juga perlu diperhatikan beberapa hal. Pola pengasuhan orang tua erat kaitannya dengan perilaku dan kebiasaan keluarga, terutama dalam pemberian makan bagi bayi dan balita yang mencakup kuantitas, kualitas, dan variasi makanan sesuai kebutuhan.

Perhatikan juga sanitasi dan akses air bersih. Jaga kebersihan lingkungan, gunakan jamban sehat, dan pastikan ketersediaan air bersih untuk mencegah penyakit yang dapat mengganggu pertumbuhan anak.

Imunisasi lengkap menjadi langkah selanjutnya. Imunisasi sesuai jadwal bisa melindungi anak dari berbagai penyakit yang dapat memengaruhi pertumbuhan. (HUMAS)

Facebook Comments

Comments are closed.