mepnews.id – Lima mahasiswa Universitas Negeri Yogyakarta mengembangkan jamu jelly (Jamully) yang kaya serat dan manfaat. Tim Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) ini adalah Salsabila Ekawati, Arif Dwi Prasetya, Juan Lucky Pradhana, Lutfi Imro’atul Azizah, dan Dhimas Satria Wicaksono, yang dibimbing dosen Dr Ichda Chayati MP.
Dikabarkan situs resmi uny.ac.id edisi 17 April, inovasi ini berawal dari keprihatinan atas permasalahan kesehatan di Yogyakarta. Salah satu obat alternatif adalah jamu.
Arif Dwi Prasetya menjelaskan, produk jamu jelly ini memanfaatkan berbagai bumbu dapur seperti jahe, kunyit, hingga kayu secang, yang dipadukan jelly plain sebagai bahan dasarnya. Dari bahan-bahan tersebut, dihasilkan empat variasi jelly dengan manfaat berbeda-beda.
Jamu jelly beras kencur untuk mengatasi perut kembung dan masuk angin. Varian jahe untuk gejala mual dan anti inflamasi. Varian kunyit asam untuk mengurangi pegal. Varian wedang uwuh untuk mengatasi gangguan pencernaan.
Jamu jelly yang telah jadi dikemas standing pouch yang praktis dan efisien. Jamu yang telah dikemas dapat bertahan tiga hari dalam suhu ruang, tiga puluh hari di dalam chiller, dan dapat bertahan hingga tiga bulan jika dimasukkan ke dalam freezer.
Melihat bentuknya yang praktis dan tahan lama, kandungan serat tinggi dan rendah gula, serta harganya yang ekonomis, tim ini yakin jamu jelly dapat diterima di kalangan masyarakat. Hal ini terbukti pada proses penjualan awal yang mencapai 457 kemasan.
Untuk proses pemasaran, tim mahasiswa menawarkan produk pada tukang bangunan yang bekerja di lingkungan Universitas Negeri Yogyakarta, ke kantin kampus, hingga mahasiswa. Produk jamu jelly juga berhasil menggaet minat orang-orang penting seperti Sandiaga Uno yang saat itu menjabat sebagai Menteri Pariwisata Republik Indonesia, serta Gusti Kanjeng Ratu Bendara. (Wihdatun Na’im, Wafiq F. Najihah)