Mencari dan Mengenali ‘Alamat’

Oleh: Budi Winarto

mepnews.id – Di akhir zaman, banyak di antara kita kehilangan hal penting tetapi tidak pernah tersadari. Hal yang hilang itu adalah alamat.

Alamat ini bukan sekedar alamat dhohir, namun alamat ruhani.

Banyak di antara kita yang tidak tahu lagi dari mana asalnya kita dan kelak akan kembali ke mana. Padahal hal ini penting. Setiap kita keluar, maka kita harus tahu jalan kembalinya. Lebih subtantif, saat kita mengetahui dari mana dan akan ke mana nantinya, maka kita akan mengetahui tujuan hidup dan bagaimana harus menjalaninya.

Dengan alamat yang jelas dan sudah kita ketahui, maka kita akan tahu dari mana kita keluar dan ke mana kita nanti akan kembali. Ini berbeda halnya orang yang tidak mengetahui alamat. Ia bingung karena tidak mengetahui asalnya dari mana sehingga tidak menemukan jalan kembali. Istilahnya, ketika seseorang tidak tahu alamatnya maka ia bisa disebut gila. Gila karena tidak tahu keluarnya dari mana dan tidak tahu pulangnya ke mana.

Ada perbedaan antara orang yang kehilangan alamat secara dhahir dan alamat ruhani. Secara dhahir, manusia yang kehilangan alamat mungkin tidak tahu cara untuk kembali, karena tidak ada tempat yang dituju. Tetapi, ketika seseorang kehilangan alamat ruhani, mereka bukan hanya tidak mengetahui alamat yang dituju tetapi lebih dari itu –mereka tidak tahu dari mana asal mereka.

Lha ini yang lebih berbahaya. Orang yang tidak tahu dari mana mereka berasal, sudah pasti tidak akan pernah mengetahui kembalinya nanti akan ke mana. Orang-orang seperti ini dengan sendirinya akan menjauh dari penciptanya. Sehingga mereka sulit menemukan tujuan hidupnya. Mereka yang demikian sejatinya telah tersesat dengan ketidaksadaran yang disebabkan oleh kesadarannya sendiri.

Di bulan maulid ini, serasa kita diingatkan kembali akan sesosok panutan sekaligus suri tauladan yang tidak pernah ada habisnya untuk dibicarakan, ditiru, bahkan bisa menimbulkan perspektif kebaikan baru saat mendalaminya. Di dalam sosok Rasulullah inilah, cerita, peristiwa, permasalahan dan bagaimana menyelesaikan permasalahan, disajikan komplit sempurna dengan segala kebaharuannya.

Kesuksesan nabi Muhammad dalam menyelesaikan hubungannya dengan sesama manusia (hablumminannas) dan hubungan dengan Allah Swt (Hablumminallah) bisa tuntas sempurna karena mental, karakter dan etika beliau sungguhlah mulia. Maka jangan heran kalau kita melihat di dalam diri Rasulullah itu ada uswatun hasanah. Dan uswatun hasanahnya rasul inilah dampak dari baginda nabi yang mengetahui dari mana ia berasal dan akan kemana beliau akan kembali.

Mengagunggungkan nabi dalam artian yang lebih luas; bukan hanya membaca riwayat dan mengetahui kepribadiannya tetapi juga harus bisa menauladani dengan cara meniru jejak yang ditinggalkan adalah salah satu cara terbaik untuk mengetahui dari mana kita berasal dan mengetahui jalan kembalinya kita nanti seperti apa.

Saat seseorang mengagungkan Nabi dengan cara berdzikir dan melakukan puji-pujian, itu baik. Kondisinya akan semakin baik dan beruntung jika seseorang itu mampu meresapi dan mentauladani akhlaq Nabi.

Dari mana kita bisa mempelajari dan mentauladani akhlaq Nabi? Dalam hadist riwayat Muslim, Aisyah Ra pernah menjawab pertanyaan,”Sesungguhnya akhlaq Rasulullah Saw ialah Al-Qur’an.” Maksud pernyataan Aisyah Ra ini bahwa Rasul Saw telah menjadikan perintah dan larangan di dalam Al-Qur’an sebagai tabiat dan karakternya.

Dari penjelasan Aisyah Ra ini, dapat kita ketahui bahwa ketika kita ingin meniru akhlaq Nabi maka pelajari dan dalami Al-Qur’an beserta maknanya. Sesungguhnya Al-Qur’an itu adalah akhlaq Rasulullah yang berjalan.

Dalam perspektif lain, kelahiran Nabi Muhammad ternyata tidak hanya ditunggu umatnya melainkan seluruh umat manusia dan alam semesta. Saking mulianya nama Muhammad, menurut sejumlah riwayat, nama itu telah ada bahkan sebelum nabi Adam As diciptakan.

Tidak hanya itu, saat kelahirannya pun alam semesta memberikan tanda-tanda untuk menyambut nama agung tersebut. Begitu mulia kehadiran Beliau karena tidak hanya membawa kebahagiaan namun yang lebih penting adalah membawa tatanan perubahan baik di bidang pemerintahan, kemanusiaan, sosial, ekonomi dan budaya untuk dan demi keselamatan dan kemaslahatan umat manusia. Oleh karenaya tak heran jika Michael H. Hart dalam bukunya yang berjudul ‘100 tokoh paling berpengaruh di dunia‘ menempatkan sosok Muhammad di urutan pertama.

Kehadiran Nabi Muhammad terhadap umatnya adalah karunia yang tidak terkira. Sosok Nabi sebagai karunia adalah karena tidak ada seorang pun yang ketika semua fasilitas keduniaan ditawarkan untuk diberikan, Beliau malah memilih hidup sederhana. Saat Beliau dihina dan dicaci maki oleh pembencinya, Beliau masih mendoakan agar mereka diberikan hidayah. Bahkan ketika beliau dikasih pilihan untuk meminta apa pun yang akan dikabulkan, beliau hanya memilih untuk menyelamatkan umatnya. Ya… umatnya dan bukan keluarganya, sahabat-sahabat terdekatnya, atau siapapun, namun umatnya. Sungguh betapa mulia kanjeng Nabi Muhammad ini.

Siapa pun yang memiliki kecintaan terhadap Nabi Muhammad, sesungguhnya ia telah meneguhkan hatinya untuk menjalankan syariat dan ketentuan ajaran agama. Bahkan, tidaklah sempurna keislaman seseorang ketika ia hanya menyebut nama Allah tanpa mengikutkan nama Muhammad dibelakangnya. Dan itu termaktub dalam kalimat syahadatain. Ini semua semata karena kemulaian dan kecintaan Allah Swt terhadap beliau.

Ada banyak sirah yang menceritakan nabi Muhammad Saw. Selain akhlaq yang baik, ada juga yang menceritakan peristiwa Isra’dan Mi’raj. Peristiwa Isra’ Mi’raj adalah peristiwa luar biasa di mana penduduk bumi yang bernama Muhammad dinaikkan ke langit, dan sebaliknya penghuni langit diturunkan ke bumi untuk menjemputnya. Dan dari kejadian Isra’ Mi’raj ini kemudian terjadi konsensus dari yang diciptakan kepada penciptanya. Nabi Muhammad bisa bertemu dengan Allah Swt melalui panggilan Mi’raj-Nya. Sedangkan kita umatnya bisa melakukan Mi’raj untuk bertemu dengan Allah melalui sholat yang kita kerjakan dengan kebersihan hati. Dan dengan medirikan sholat yang sesungguhnya, ia akan menjadi salah satu wasilah untuk mengenal dan mengetahui alamat dari yang telah diajarkan nabi Muhamamd Saw.

 

Wallahu a’lam bishawab

Facebook Comments

POST A COMMENT.