mepnews.id – Di Gorontalo, setiap Ramadhan, ada tradisi membangunkan warga untuk sahur. Namanya, koko’o yang berarti ‘ketuk’ sahur. Mereka berpatroli sambil membunyikan ketongan bambu dan bunyi-bunyian lain.
Menjelang hari pertama Ramadhan, warga Kota Gorontalo dari anak-anak hingga dewasa tumpah ruah di jalan untuk meramaikan koko’o. Termasuk, kalangan sivitas akademika Universitas Negeri Gorontalo (UNG).
Bahkan, Rektor Prof Dr Ir Eduart Wolok ST MT pada 11 Maret 2024 malam turut melepas ribuan warga yang ikut serta rombongan koko’o dengan rute pintu gerbang kampus sampai Kelurahan Talumolo.
Eduart mengatakan, tradisi koko’o yang diselenggarakan Brigade Toki Sahur Talumolo dan Universitas Negeri Gorontalo pada Ramadhan 1445 H saat ini menjadi istimewa karena merupakan peringatan satu dekade koko’o Gorontalo.
“Sepuluh tahun atau satu dekade terakhir, Brigade Sahur Talumolo membudayakan koko’o Gorontalo dalam bentuk yang lebih menghibur. Malam hari, kita membuat rute terpanjang sebagai bentuk rasa syukur dan kegembiraan kita menyambut bulan suci Ramadhan,” jelasnya.
Koko’o Gorontalo tahun 2024 mengambil rute dari Gerbang Kampus UNG dan finish di Kelurahan Talumolo dengan dua titik pemberhentian di Rumah Dinas Gubernur Gorontalo dan Talumolo.
“Ke depan, ini akan menjadi kegiatan budaya yang menggambarkan ciri khas masyarakat Gorontalo bergembira ria ketika menyambut dan menyongsong Ramadhan,” harapnya.