Hypnoteaching; Menciptakan Daya Magnetis Pendidik di Mata Peserta Didik

Oleh: Siti Nur Afifatul Hikmah

mepnews.id  – Dunia pendidikan tidak terlepas dari beberapa komponen pendukung dan penunjang. Kompenen tersebut meliputi tujuan, isi atau materi, situasi lingkungan pebelajar, media pendidikan, peserta didik, dan pendidik.

Dalam pembelajaran, pendidik acap kali menggunakan kata-kata yang memiliki daya motivasi sebagai upaya meningkatkan belajar peserta didik. Kata-kata yang diucapkan pendidik secara sadar atau tidak sadar bakal direkam oleh peserta didik untuk dijadikan kekuatan dan motivasi belajar. Salah satu faktor yang menjadikan kekuatan peserta didik adalah bagaimana cara pendidik memberikan pembelajaran di kelas dengan berbagai metode.

Penggunaan metode dalam proses pembelajaran sangat penting dilakukan pendidik. Ini sebagai upaya mengimplementasikan rencana yang telah disusun untuk mencapai tujuan pembelajaran. Tujuan pembelajaran akan tercapai maksimal jika disertai penggunaan metode yang tepat. Metode dikatakan sesuai apabila pas dengan karakteristik peserta didik.

Dalam penggunaan metode, pendidik harus memiliki daya magnetis baik penyampaian materi dan sebagainya. Ini dibutuhkan untuk menarik peserta didik dalam proses pembelajaran. Artinya, pendidik diusahakan mampu memberikan daya berpikir yang kreatif dan inovatif, serta menyelenggarakan proses pembelajaran yang efektif dan efisien pada peserta didik.

Hypnoteaching adalah metode yang menarik dan dapat diterapkan dalam proses pembelajaran. Metode ini perpaduan pembelajaran yang melibatkan pikiran sadar dan alam bawah sadar (Asteria et al., 2018:151), dengan memakai sugesti-sugesti positif dalam mencapai alam bawah sadar peserta didik.

Metode ini hasil perkembangan dari penemuan psikolog terkenal Sigmund Freud tentang tingkatan kesadaran manusia yang meliputi id, ego, dan superego. Sugesti-sugesti dapat diterapkan dalam proses pembelajaran yaitu pendidik terhadap peserta didik yang diarahkan ke alam sadar atau prasadar.

Penerapan Hypnoteaching 

Peningkatan mutu pendidikan merupakan harapan yang ingin dicapai untuk memahami sesuatu yang telah dipelajari dan dapat diaplikasikan di kehidupan sehari-hari. Oleh karena itu, pendidik seharusnya memiliki pengetahuan atau ide-ide baru agar dalam proses pembelajaran. Bukan hanya pendidik yang aktif tetapi juga peserta didik. Dengan demikian proses belajar mengajar terwujud secara optimal dan memiliki kualitas imbal balik (Darmawan et al., 2021:1).

Melalui pembelajaran dengan menerapkan hypnoteaching, peserta didik lebih fokus terhadap materi yang dipelajari. Selama menjalankan pembelajaran, pendidik diibaratkan magnet yang mampu menarik perhatian peserta didik dengan kekuatan kepercayaan, iman, pengetahuan, dan keyakinan. Proses pendidikan menekankan komunikasi alam bawah sadar, bukan hanya di dalam kelas tapi juga di luar kelas. Pikiran peserta didik diringankan terlebih dahulu hingga lebih fresh dan tidak memiliki beban penat. Pendidik bertanggung jawab atas rasa santai yang dimiliki peserta didik sebelum melakukan hypnoteaching. Karena itu, suasana nyaman harus menjadi pertimbangan terlebih dahulu.

Daya Magnetis Pendidik 

Permasalahan yang sering dihadapi dunia pendidikan adalah lemahnya proses pembelajaran. Dalam proses kegiatan belajar mengajar, peserta didik lebih banyak belajar secara teori. Pembelajaran di kelas lebih diarahkan pada kemampuan anak untuk memahami materi pelajaran. Sedangkan teori yang dipelajari peserta didik kurang penerapan dalam kehidupan sehari-hari. Hal ini menyebabkan peserta didik kurang mengerti lebih dalam dari materi yang diajarkan.

Melalui daya magnetis yang diciptakan pendidik, peserta didik belajar secara nyaman dan lebih menyenangkan. Pada dasarnya, dalam kegiatan pembelajaran, pendidik memiliki peran penting sebagai komponen pembelajaran. Sebagai bagian dari komponen pembelajaran, pendidik harus memperhatikan beberapa hal. Salah satunya pendidik mampu menggunakan kata-kata emosional untuk menarik perhatian peserta didik. Artinya, pendidik mampu memberikan sugesti emosional secara sadar atau tidak sadar sehingga memengaruhi daya serap peserta didik. Misal, “Oke, sebelum kita menyudahi kegiatan belajar, ada hal-hal penting yang harus kalian ingat.”

Selain itu, pendidik juga mampu memberikan penguatan positif kepada peserta didik yaitu dengan memberikan kata-kata motivasi, umpan balik baik lisan atau tulisan, menjadi pendidik demokratis, serta pendidik yang selalu mencintai peserta didiknya.

 

  • Penulis adalah dosen Program Studi Tadris Bahasa Indonesia (TBIN) di Institut Agama Islam Darussalam (IAIDA) Blokagung, Banyuwangi. Email : afifahikmah16@gmail.com, HP: 0853-3830-4745

Facebook Comments

Comments are closed.