mepnews.id – Ada satu sisi menarik jika bisa kuliah dan berkontribusi di Taiwan. Mahasiswa yang mengerjakan proyek penelitian di laboratorium di Taiwan bisa mendapatkan gaji bulanan.
Hal itu diungkapkan Miftakhul Jannatin, ketua Perhimpunan Pelajar Indonesia (PPI) Taiwan Periode 2021. Titin, begitu sapaannya, merupakan Alumnus Universitas Airlangga (Unair). Usai menyelesaikan studi S1 dan S2 Kimia di Unair, ia melanjutkan studi doktoral di National Yang Ming Chiao Tung University (NCT-U).
Titin menjadi salah satu pembicara webinar yang diselenggarakan Taiwan Education Center in Surabaya (TECSID) yang berlokasi di Lantai I Gedung Manajemen Kampus C Unair. Webinar bertajuk ‘Belajar, Berkarya, dan Berkontribusi di Taiwan’ itu menjadi penutup rangkaian Taiwan Higher Education Fair (THEF) Online 2021 yang dihelat 27 September – 1 Oktober 2021.
“Kalau di Indonesia, saya bekerja di lab ketika S1 maupun S2, itu murni untuk menyelesaikan tugas akhir. Di Taiwan, begitu kita masuk, sudah tercantum di LoA. Sebulan dapat berapa, dan apa aja fasilitasnya, itu sudah ada, jelas,” ungkap Titin.
Titin terpilih sebagai Beswan Elite Phd di kampusnya. Dalam sebulan, ia menerima beasiswa 8.000 Dolar Taiwan dari kampus dan 22.000 Dolar Taiwan dari profesor atas penelitian yang ia lakukan. Seluruh dana terintegrasi melalui web dan langsung masuk ke rekening mahasiswa.
“Waktu itu, 8.000 itu sudah termasuk bayar kuliah dan dapat dormitory (tempat tinggal),” sambungnya.
Sebagai Ketua PPI Taiwan, Titin menjelaskan organisasinya berperan sebagai pendamping pelajar Indonesia yang studi di Taiwan. PPI Taiwan juga kerap melakukan penggalangan dana untuk bencana di Indonesia, serta membantu Pekerja Migran Indonesia (PMI) di Taiwan. Di antaranya dengan memberikan pelatihan desain grafis dan pelatihan bahasa Inggris gratis. “Sebagai akademisi, sebisa mungkin kita memberikan manfaat bagi sekitar,” tandasnya.