Aku Bangga pada Capil Ringinagung

Oleh: Wahyu Rizki Amalia Putri

SDN Ringinagung 1 Magetan

MEPNews.id – Apakah kalian tahu capil? Capil adalah topi dari anyaman bambu yang berbentuk kerucut. Biasanya dipakai petani untuk melindungi kepala dari terik matahari di sawah.

Capil adalah produk unggulan desaku yaitu Desa Ringinagung di Magetan, Jawa Timur. Sebagian besar penduduk desaku memang bekerja membuat kerajinan capil; termasuk ibuku.

Cara membuatnya tidak mudah karena melalui beberapa tahapan. Bahan utamanya bambu. Bambu dipotong lalu dibersihkan kulitnya menggunakan pisau. Bambu dibersihkan dari glugut (bulu-bulu yang bisa mencederai kulit). Proses pembersihannya dinamakan ‘kesik’.

Untuk melakukan pengesikan, biasanya ibuku menyandarkan bambu panjang di tembok lalu mendudukinya supaya tidak bergeser-geser dan mudah dibersihkan.

Setelah dikesik, bambu yang ukurannya masih panjang harus dipotong menjadi lebih pendek. Kira-kira 60 cm.

Proses selanjutnya, potongan bambu dimasukkan ke dalam ember berisi air. Bambu direndam 2-3 jam agar mudah untuk di-kebet. Setelah direndam, bambu dipanggang atau dijemur di bawah matahari.

Proses selanjutnya adalah kebet. Me-ngebet adalah membelah-belah bambu menjadi lembaran-lembaran tipis. Biasanya ibuku menjapit potongan bambu paling bawah di jempol kakinya. Ujung paling atas dibelah menggunakan pisau. Satu potongan bambu bisa menghasilkan 5-6 lembar. Lembar bagian dalam biasanya untuk bahan kepangan karena lebih kasar dan tebal. Yang tengah untuk bahan anyaman kasaran. Paling luar untuk bahan anyaman alusan.

Bambu yang sudah di-kebet tadi namaya kebetan. Nah, kebetan yang masih kasar harus dihaluskan terlebih dahulu menggunakan pisau. Proses ini dinamakan ngerok.

Saat me-ngerok bambu, biasanya kebetan ditumpukan pada kaki depan bagian tulang kering. Agar kebetan tidak melukai kulit, kaki dibalut kain atau lulang (kulit hewan yang sudah dikeringkan) terlebih dahulu.

Kebetan yang sudah halus diwarnai agar lebih menarik. Lalu, disuwir kecil-kecil sekitar setengah sentimeter.

Kebetan yang kasar dianyam menjadi kepangan. Proses menganyamnya lebih sulit. Alat yang digunakan untuk menganyam adalah kayu sebagai alas, gandek dan ukur. Gandek adalah ganjalan yang terbuat dari besi berbentuk tegak lurus dengan fungsi menahan anyaman agar tidak mudah bergeser. Selain dari besi, gandek juga bisa terbuat dari batu. Tapi bentuknya tidak tegak lurus melainkan batu biasa.

Anyaman yang sudah jadi dibentuk menjadi capil menggunakan mal-malan. Malnya terbuat dari cor-coran semen yang  berbentuk kerucut.

Capil disusun dari eblek kasaran, kepangan dan eblek alusan, lalu digapit menjadi satu, dan ujungnya ditusuk dom (jarum besar dari besi). Kemudian, eblek di-dondomi (dijahit). Setelah dijahit, ukur diletakkan pada capil setengah jadi sebagai ukuran. Saat ukurannya pas, ujung capil digunting melingkar sehingga bentuknya seperti kerucut.

Selanjutnya, capil di-dondomi. Dondom ini proses melapisi pinggiran capil bagian bawah menggunakan jejet dengan benang. Jejet adalah bambu yang sudah halus berbentuk panjang dan tipis yang dipasang melingkar pada pinggiran capil agar lapisan capil tidak lepas.

Capil yang sudah di-dondomi selanjutnya di-plipit menggunakan plastik. Plipit ini berwarna-warni agar menarik. Setelah di-plipit, plipitan tadi di-setik. Selain di-setik, bagian atas kerucut capil dilapisi kulit yang dibentuk seperti bunga. Proses ini dinamakan nyeplok.

Setelah di-setik dan di-ceplok, capil selanjutnya dipasangi gribik dan klante. Gribik adalah anyaman melingkar yang dipasang di capil untuk tempat kepala. Klante adalah tali yang terbuat dari kulit hewan untuk mengaitkan capil di dagu agar tidak mudah lepas.

Wah…, benar-benar panjang ya prosesnya? Tapi, justru proses panjang ini lah yang membuat capil menarik.

Capil yang sudah jadi dijual ke luar kota; bahkan ada yang dijual ke luar Pulau Jawa.

Aku bangga menjadi warga Ringinagung yang bisa membuat capil. Semoga aku dan teman-teman bisa memelihara dan menjaga warisan kebudayaan itu sampai nanti. (*)

Facebook Comments

Comments are closed.