MEPNews.id – Kanker menteror banyak orang. Berdasarkan data Riset Kesehatan Dasar 2013, penyakit ini punya prevalensi cukup tinggi di Indonesia, yaitu 1,4 per 1.000 penduduk atau sekitar 347.000 orang.
Merasa terpanggil, Natalia Rahman Damayanti, mahasiswa program studi (Prodi) Sosiologi Universitas Muhammadiyah Malang (UMM), menjalani program sebagai relawan pencegahan penyakit kanker di Kolombo, ibukota Sri Lanka.
Keberangkatannya ke negara di sisi tenggara India ini untuk menjalani program Kuliah Kerja Nyata (KKN) Internasional. Natalia mengemban misi menumbuhkan kesadaran masyarakat Kolombo. Di sana, Natalia mengambil proyek pemberdayaan melalui program Cancer Awareness.
“Dengan ikut program ini, aku jadi lebih tertarik mengenal kanker. Biar pengetahuanya juga bisa disampaikan ke teman dan keluargaku,” kata Natalia, dikutip situs resmi umm.ac.id edisi 30 Januari 2019.
Natalia menjalani proyek kerelawan itu 19 Januari hingga 27 Februari. Terselenggaranya program KKN Internasional ini merupakan salah satu skema kerjasama yang dijalin antara UMM dan AIESEC in UMM.
Di hari lain, Natalia membagi kuisioner ke masyarakat Kolombo. Tujuannya menjaring pengetahuan masyarakat umum seputar kanker. “Habis itu kami analisis kuisionernya. Besoknya kami presentasi pengetahuan tentang kanker,” ungkapnya.
Natalia juga melakukan kunjungan ke rumah sehat CCC House. Ini rumah rehabilitasi khusus penderita kanker. “Di CCC house, kami bermain bersama anak-anak, bernyanyi, mewarnai, mancing ikan mainan. Pokoknya menghibur mereka,” terangnya.
Selain menyasar anak-anak, Natalia juga mengunjungi penderita kanker dewasa di rumah sehat lainnya. Natalia bersama satu kawan UMM-nya Rachmawati Bachruddin, memberikan dukungan dan perhatian kepada para penderita kanker.
KKN UMM pada periode ini dibagi menjadi tiga kelompok besar; KKN Internasional, KKN Tematik Rehabilitasi Dampak Bencana, dan KKN Regular. KKN Internasional diikuti 27 mahasiswa yang tersebar di tujuh negara.
“Malaysia, tujuh mahasiswa. Thailand, 12 mahasiswa. Kamboja satu mahasiswa. Nepal, satu mahasiswa. Sri Lanka, empat mahasiswa. Polandia, satu mahasiswa. Ukrainia, satu mahasiswa,” urai Ketua Divisi KKN Alik Ansyori Alamsyah.