MEPNews.id – Demam Berdarah Dengue, atau biasa disebut DBD, merupakan penyakit menular akibat virus dengue yang dibawa nyamuk. Saat musim penghujan datang, pengidap penyakit ini terus meningkat. Di Jawa Timur, kasusnya terjadi hampir di seluruh kabupaten dan kota.

Dr Santi Martini
Untuk mengantisipasi dan mengurangi risiko terjangkit penyakit, beberapa ahli telah memberikan solusi dan rekomendasi. Salah satunya, Dr Santi Martini dr, MKes, Wakil Dekan I Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Airlangga
“Sudah banyak yang tahu DBD ini gejala demam yang diakibatkan gigitan nyamuk jenis Aedes Aegypti,” jelasnya, dikutip UNAIR NEWS, dalam wawancara 28 Januari 2019.
Dosen yang fokus pada bidang epidemiologi itu menjelaskan, upaya pencegahan DBD lebih diutamakan saat musim penghujan. Menurutnya, nyamuk Aedes Aegypty berkembang biak di genangan-genangan air bersih. Saat musim penghujan, genangan air semakin banyak sehingga kembang biak nyamuk Aedes Aegypty semakin tinggi. Untuk itu, salah satu upaya pencegahan adalah dengan memutus rantai kembang biak nyamuk.
“Lakukan 3M; mengubur barang-barang yang memungkinkan menjadi tempat genangan air, menutup rapat-rapat bak penyimpanan air, dan menguras bak mandi minimal seminggu sekali,” jelasnya.
Santi memaparkan gejala demam yang disebabkan DBD. Menurutnya, demam itu ditandai bintik merah pada kulit. Jika sudah seperti itu, penanganan dengan membawa ke pusat layanan kesehatan seperti Puskesmas atau rumah sakit harus segera dilakukan. “Kalau sudah ada gejala dan tanda-tanda seperti itu, harus segera ditangani,” ungkapnya.
Santi mengingatkan, insane akademisi wajib memberikan edukasi kepada masyarakat mengenai berbagai upaya untuk mencegah gejala yang diakibatkan DBD. “Saya yakin, upaya mencegah itu lebih mudah kita lakukan. Semua orang bisa melakukannya,” tutur Santi.