Oleh: Fadiyatun Mufira
MEPNews.id – Pulau Bawean masih punya hutan tropis yang sangat alami. Khusus kawasan hutan konservasi, luasnya sekitar 831 hektare. Kawasan ini terbagi menjadi lima, yaitu Gunung Payung-payung, Gunung Mas, Hutan Alas Timur, Gunung Teneden dan Gunung Besar.
Di hutan-hutan ini, bertumbuhan pohon la’ang alias enau atau aren (Arenga pinnata). Sebagian pohon ini dieksploitasi warga untuk menghasilkan gula. Gula berwarna merah ini menjadi salah satu kuliner andalan Bawean yang sering dijadikan oleh-oleh bagi para wisatawan.
Pembuatan gula aren ini sudah menjadi tradisi turun-temurun bagi sebagian penduduk Bawean. Menyadap air nira dan membuat gula merah menjadi mata pencaharian sebagian penduduk.
Pagi hari, penyadap masuk hutan menuju pohon-pohon aren yang telah ditandai. Mereka membawa bumbung lalu memanjat hingga bagian atas pohon. Mereka mengambil bumbung yang sudah penuh air nira lalu memasang bumbung baru yang masih kosong. Satu bumbung bisa berisi 5 liter air nira.
Tapi, prosesnya tak secepat itu. Sebelumnya, penyadap lebih dulu memilih pohon aren yang siap berproduksi. Mereka memanjat ke pucuk untuk memotong sebagian tangkai bakal buah. Bagian yang dipotong ini mengeluarkan air yang kemudian ditampung ke bumbung. Air nira ini dicek setiap sore untuk memastikan mutunya.
Untuk mendapatkan air nira dengan kualitas bagus dalam jumlah cukup, prosesnya butuh waktu sekitar dua bulan. Jangka waktu itu cukup agar air nira memenuhi bumbung. Selain itu, cukup untuk membuat kotoran mengendap. Kotoran ini bisa mempengaruhi mutu gula aren.
Air nira dari pohon aren ini bisa dijual perbotol kemasan kecil dengan harga Rp 8-10 ribu. Rasanya enak, segar dan bisa menambah stamina. Bisa juga, air nira ini direbus sampai cairannya habis. Yang tersisa adalah karamel merah-cokelat pekat manis gurih. Itu lah gula aren.
Gula aren Bawean umumnya berwarna lebih pekat. Itu karena gula aren Bawean dibuat dari aren asli tanpa campuran gula putih untuk pemanis. Memasaknya masih menggunakan tungku tradisional. Mencetaknya juga menggunakan bambu teknologi alami.
Saat sudah jadi, bentuk gula merah bermacam-macam. Ada besar hingga yang kecil. Biasanya, yang gula aren ukuran kecil dicampur jahe. Jadi, rasanya manis, gurih, dan pedes. Biasanya ini untuk kesehatan. Selain menambah stamina, hangat jahe juga menyehatkan.
Dari produsen, harga gula merah Bawean antara Rp 5-7ribu. Di pasar, harganya naik sedikit. Karena murah, punya rasa khas, dan berkhasiat pada kesehatan, gula aren Bawean bisa merambah berbagai penjuru Indonesia dan bahkan ke manca negara karena jadi buah tangan para wisatawan.
Penulis adalah guru Bahasa Indonesia di SMP Islamiyah Bawean di KecamatanTambak, dan salah satu peserta edukasi literasi dari bakti sosial Rumah Sakti Terapung Ksatria Airlangga.