MEPNews.id – FAKULTAS Psikologi Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) bekerja sama dengan Himpunan Psikologi Indonesia (HIMPSI) Malang dan HIMPSI Jakarta menggelar Bedah Buku ‘Menggusur Ego’ pada Selasa 22 Januari 2019.
Dikabarkan situs resmi umm.ac.id edisi 23 Januari, Niam Muiz sang penulis buku menyebut mahasiswa di era modernisasi sekarang ini dituntut menggali potensi diri menjadi entrepreneur.
“Rumpun keilmuan psikologi itu luas, memberi peluang bagi mahasiswa untuk bereksplorasi menghadapi globalisasi. Salah satunya melalui bisnis atau wirausaha,” kata motivator sekaligus pebisnis Niam Muiz ini memotivasi mahasiswa Fakultas Psikologi UMM untuk menumbuhkan jiwa entrepreneur.
Dalam buku ‘Menggusur Ego’, Niam membongkar makna ego. Menurutnya, ego itu laksana api. Bila dikelola dengan baik, ego akan menjadi kekuatan dahsyat untuk antara lain menggelorakan cinta, mengejar prestasi dan menjadi energi spiritual. “Jika tidak dikelola dengan baik, ego menjadi kerdil, liar dan membumihanguskan diri sendiri dan alam sekitar,” ujarnya.
Niam Muiz, selepas kuliah pada 1985, sukses menggedor pintu perusahaan asing. Ia hilir mudik di lima perusahaan konsultan asing terbesar di dunia. Sebagai konsultan SDM, ia sudah mendapatkan puncak dari perjalanan karier; rumah mewah, mobil BMW serie terbaru di masanya, jabatan tinggi dengan 12.000 anak buah.
Sementara, ketua HIMPSI Malang, Muhammad Salis Yuniardi MPsi, PhD, psikolog yang juga dekan Fakultas Psikologi UMM, mengajak semua anggota HIMPSI menggali potensi di tiap diri. “HIMPSI itu sebagai rumah untuk kalian. Jangan pernah merasa sendiri karena kalian masih punya rumah nyaman di sini,” ujarnya.
Bersamaan dengan peluncuran buku keempat Niam Muiz, Salis memaparkan buku ini sangat cocok untuk bahan perenungan. Temanya sangat cocok dengan kondisi Indonesia kekinian. “Masalah terbesar bangsa saat ini adalah ego. Selain itu, setiap sub bab juga menarik untuk diulik,” ungkapnya.
Ke depan, diharapakan mahasiswa tidak lagi hanya berpatok pada bisnis di rumpun ilmu psikologi. Namun, mahasiswa harus mau menantang diri untuk keluar dari zona nyaman dengan cara membangun bisnis. Bias di sentra kuliner, teknologi, dan sebagainya, melalui pemanfaatan disiplin psikologi.
“Sejatinya, apa yang dilakukan sehari-hari semuanya berkaitan dengan hubungan antar manusia. Begitu pula dengan bisnis. Maka, psikologi harus mampu mengambil celah untuk berbisnis,” pungkas Salis di ruang sidang lantai 4 Gedung Kuliah Bersama (GKB) IV UMM.