Dubes Palestina Beri Kuliah Umum di UMY

mepnews.id – Penindasan di Palestina lebih dari sekadar penjajahan berdasarkan kekerasan, namun juga tidak lepas dari kepentingan geopolitik. Sebagai tanah suci, Palestina seharusnya tidak digunakan sebagai tempat peperangan dan pembunuhan. Apa yang terjadi saat ini adalah dampak atas praktik imperialisme dari negara-negara yang mendukung Israel.

Hal ini disampaikan Duta Besar Palestina untuk Indonesia, Dr Zuhair Al-Shun, dalam kuliah umum ‘Islam, Keadilan Sosial, dan Solidaritas Global untuk Palestina’ di ruang sidang Gedung AR. Fakhruddin B lantai 5, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY), Rabu 12 Maret 2025.

Bangsa Palestina memiliki hak melawan penjajahan Israel. Bangsa Palestina telah menempati tanah Palestina sejak enam ratus ribu tahun lalu hingga bangsa Israel datang pada 1948 dan menindas Palestina 76 tahun hingga saat ini.

“Pada 1948, Palestina dipecah menjadi dua; 56% dikuasai Israel dan 44% Palestina. Namun, Israel tetap tidak menerima pembagian tersebut dan terus melakukan agresi, pembunuhan dan penghancuran, hingga mendapat tambahan wilayah hingga 22%. Akhirnya, pada 1965 Palestina memutuskan melakukan perlawanan dan revolusi,” ujar Zuhair, dikutip situs resmi umy.ac.id.

Sebagai negara di kawasan Timur Tengah, Palestina memiliki sumber daya minyak dan gas yang dapat memengaruhi wilayah di Asia dan Eropa. Inilah, menurut Zuhair, salah satu alasan imperialisme melalui Israel dan menjadikan Palestina sebagai wilayah okupasi. Politik memainkan peran besar atas apa yang terjadi di Palestina, hingga memakan banyak korban jiwa masyarakat sipil.

“Terima kasih atas kesempatan yang diberikan kepada saya untuk menghadiri agenda penting dan signifikan ini. Saya dapat menyebarluaskan pesan terkait bagaimana cara mendukung Palestina, walaupun peran Indonesia sudah tidak diragukan lagi. Masyarakat Indonesia melawan tidak dengan senjata, namun dengan penyebarluasan pesan-pesan kedamaian dan keadilan yang tidak dimiliki masyarakat Palestina,” imbuhnya lagi.

Kuliah umum ini kolaborasi antara Social Movement Institute dengan program studi Magister Hubungan Internasional UMY, sebagai bagian dari penguatan hubungan Palestina dengan lapisan masyarakat dan sektor akademik di Indonesia.

Rektor UMY, Prof Dr Achmad Nurmandi MSc, menyampaikan Indonesia dan Palestina memiliki sejarah panjang bahkan sebelum kemerdekaan Indonesia. Sejarah tersebut menjadi alasan mengapa Indonesia, juga Muhammadiyah, selalu memberikan dukungan kepada kemerdekaan Palestina.

“Sampai sekarang tidak ada tempat aman di Palestina, terutama di wilayah West Bank dan Gaza. Saya mengucapkan terima kasih kepada Dr Zuhair yang selalu memenuhi undangan UMY untuk hadir. Saya ingin para mahasiswa memiliki informasi dari tangan pertama terkait situasi di Palestina. Peran dari perguruan tinggi adalah termasuk menyalurkan pemikiran dan filosofi kepada generasi muda agar memahami realitas di dunia,” kata Nurmandi. (ID)

Facebook Comments

Comments are closed.