Oleh: Dwi Retno Oktaviani
mepnews.id – Banyuwangi, kabupaten paling timur di Pulau Jawa, telah mendapatkan perhatian wisatawan domestik maupun mancanegara. Dulu, Banyuwangi hanya tempat singgah bagi wisatawan ingin ke Bali. Kini, bahkan Banyuwangi mampu menyaingi Bali dalam hal wisata. Ya, Banyuwangi kini makin populer di kalangan traveler. Banyuwangi telah mengubah diri menjadi kabupaten yang layak dijadikan daftar paling ingin dikunjungi.
Kabupaten Banyuwangi memiliki segudang tempat wisata. Melansir data Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Banyuwangi, tercatat 170 objek wisata dan taman rekreasi pada 2021. Itu yang tercatat. Bayangkan berapa banyak lagi jika ditambahkan dengan objek wisata yang tak terdata oleh dinas terkait?
Salah satu yang bisa disebut tempat wisata tidak tercatat resmi olah dinas terkait adalah Mata Air Penawar. Sumber Penawar berada di Dusun Pancoran, Desa Ketapang. Anda bisa berkunjung melalui beberapa akses jalan. Lewat jalur selatan atau dari arah kota Banyuwangi, Anda bisa melalui jalan yang mengarah ke ASDP Ketapang atau Stasiun Ketapang. Saat menemukan SPBU Farly di sisi kiri jalan, tengok sampingnya terdapat jalan masuk. Ini Jalan Lingkar Ketapang yang menghubungkan Anda dengan lokasi pabrik kereta api. Sumber Penawar bersebelahan dengan perusahaan pembuatan kereta api. Jika melalui arah utara atau dari arah Baluran, Anda bisa melewati PT PELINDO belok ke kanan.
Pemandangan pabrik kereta api memberi nilai tersendiri untuk berkunjung Penawar. Selain itu, suasana yang rindang dan sejuk membuat betah berlama-lama di sana. Anda bisa membawa bekal dan duduk lesehan. Jika berkenan, Anda boleh mandi berendam di sungai. Jangan khawatir mengenai arusnya. Karena bukan aliran dari daerah tertentu, arus sungai di Mata Air Penawar tidak besar.
Pemandangan pepohonan besar serta air sumber menyejukkan menjadi pembeda dengan sungai-sungai lain di Banyuwangi. Pohon-pohon tersebut besar, tinggi dan kokoh. Dilihat dari wujudnya, tentu pohon-pohon tersebut tidak berumur muda. Akar-akar membentang di sekitar pangkal batang mereka. Di bawah pohon-pohon tersebut, terdapat beberapa kolam kecil. Ada yang sumber air keluar dari tanah. Lainnya hasil aliran dari sumber-sumber itu. Nah, satu kolam yang cukup luas dihuni ikan-ikan air tawar. Karena keadaan masih sangat asri, ikan-ikan bisa hidup secara alami.
Berada di sana seperti berada di hutan dengan lingkup kecil. Pepohonan besar dan semak-semak yang alami tumbuh subur di sekitar area mata air. Suara anak-anak kecil yang mandi di sungai kerap ditemui, karena tak jauh dari kawasan penduduk. Penawar kerap menjadi destinasi mbolang anak-anak. Lebih-lebih, tak ada biaya masuk jika Anda mau datang. Bahkan tiket parkir pun tidak ada. Sangat murah bukan?
Konon, Sumber Penawar berkhasiat menyembuhkan segala penyakit. Banyak orang sekitar mengambil airnya untuk dikonsumsi. Tak hanya pengunjung lokal, banyak juga orang luar daerah yang datang untuk mencari ‘penawar’ penyakit yang mereka derita. Mereka bahkan datang dari luar Kabupaten Banyuwangi.
Menurut berita burung, penjaga Sumber Penawar tak pernah mematok biaya pada orang yang datang mencari ke tempat itu. Dia sukarela menerima berapa pun yang diberikan pengunjung. Hasil pemberian para pengunjung, ia donasikan untuk renovasi surau di sana. Entah berapa yang telah ia dapatkan hingga dapat mengubah surau kecil sederhana menjadi masjid megah nan indah. Harapannya, masjid tersebut digunakan para pengunjung untuk beribadah atau sekadar melepas lelah.
Pada era sebelum pandemi, di Penawar setiap Minggu pagi ramai dikunjungi karena ada pasar jajanan rakyat. Ada berbagai makanan dan jajanan khas Banyuwangi yang dijual di pasar wit-witan tersebut. Mulai dari makanan ringan sampai berat. Tapi, pasar dibuka tidak lama. Saking banyaknya pengunjung, pasar sudah tutup pukul 10 pagi karena dagangan habis. Namun, saat pandemi datang, pasar itu tinggal cerita.
Sumber Air Penawar berada di hutan penuh kakao milik PTPN. Kemudian, perusahaan kereta api mengambil-alih lahan ini. Seiring alih pengelolaan, jalanan di kawasan ini kini lebih mudah diakses. Dulu, jika ingin ke sana, Anda harus melewati hutan kakao serta jalanan berlumpur bila hujan turun. Sekarang, sebagian hutan kakao sudah diubah menjadi pabrik. Akses jalan sudah diperbaiki dan mudah dilewati sehingga memudahkan pengunjung datang.
Selain menikmati keasrian Penawar, Anda juga bisa menengok pabrik yang luasnya 84 hektare dan menyerap 5000 tenaga kerja dengan 70 persen tenaga kerja laki-laki. Perusahaan tersebut adalah PT INKA (Persero) yang bercabang di Banyuwangi. Perusahan pembuatan kereta api ini berdiri sejak tahun 1981 di Madiun. Di Banyuwangi, PT INKA berdiri tahun 2020. Berbeda dengan PT INKA di Madiun, PT INKA di Banyuwangi menggarap kereta api untuk ekspor.
Anda bisa menikmati pemandangan pabrik kereta api sambil memutari jalan berpaving. Jika berkunjung di pagi hari, Anda bisa melihat sunrise dari jalanan tersebut. Karena berada di kawasan perbukitan, pemandangan Pulau Bali pun terlihat sangat menakjubkan. Di itu Anda bisa menikmati kawasan sejuk, pemandangan industri, sekaligus pemandangan laut lengkap dengan Pulau Dewata.
- Penulis adalah guru di SMPN 1 Kalipuro, Banyuwangi, dan tentor di Neutron Yogyakarta cabang Banyuwangi dan Genteng.