mepnews.id – Beberapa waktu lalu, publik sempat dikejutkan kabar meninggalnya artis muda akibat gagal jantung. Yang perlu digarisbawahi, gagal jantung bisa terjadi kepada siapa saja. Tua atau muda, laki-laki atau perempuan, punya potensi yang sama mengidap gagal jantung.
Dr Andrianto dr SpJP(K) FIHA FAsCC, pengajar Departemen Kardiologi dan Kedokteran Vaskular Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga, mengatakan gagal jantung adalah kumpulan gejala akibat jantung tidak mampu memompa darah cukup untuk memenuhi kebutuhan tubuh.
“Jantung tidak bisa menjalankan fungsi akibat gangguan komponen organ jantung; otot, katup, pembuluh darah, atau irama jantung. Gangguan ini yang bisa mengakibatkan gagal jantung jika tidak ditangani dengan baik,” katanya.
Gagal jantung tidak terjadi secara tiba-tiba. Gejala yang berkaitan dengan penyakit ini pasti muncul terlebih dahulu. Secara umum, gejala yang dapat dirasakan adalah dada berdebar, nyeri atau rasa tidak nyaman di dada, pingsan, hingga wajah pucat kebiruan. Bila gejala tersebut berlanjut menjadi gagal jantung, ditemukan gejala sesak napas atau rasa tidak nyaman saat bernapas.
“Pada awal gagal jantung, sesak napas muncul saat seseorang beraktivitas berat. Tapi, saat memburuknya keadaan, sesak napas bisa muncul bahkan ketika seseorang beraktivitas ringan,” jelasnya.
Gejala sesak napas saat berbaring juga bisa terjadi. Biasanya seseorang yang mengalami sesak napas saat berbaring memerlukan beberapa tumpukan bantal untuk tidur agar bisa mempertahankan posisi tubuhnya supaya tidak berbaring. “Bisa juga terjadi sesak napas malam hari sampai membuat seseorang bangun dari tidurnya. Ini bisa diwaspadai sebagai sesak karena gagal jantung,” ujarnya.
Ada pula beberapa gejala lain. Bengkak pada kedua kaki, peningkatan berat badan lebih dari 2 kg dalam seminggu, batuk-batuk tanpa penyebab penyakit pernapasan, kelelahan, perut sebah, tidak nafsu makan, dan lain-lain. Karena gejala gagal jantung yang tidak spesifik dan bisa menyerupai penyakit lain ini, maka diperlukan pemeriksaan lebih lanjut oleh dokter.
“Bisa berupa pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang, seperti elektrokardiografi, rontgen dada, pemeriksaan enzim jantung, atau USG jantung yang disebut ekokardiografi,” terangnya.
Andrianto menegaskan, gagal jantung dan serangan jantung adalah dua hal berbeda. Serangan jantung merupakan keadaan saat kondisi pembuluh darah mengalami penyumbatan total atau sebagian akibat adanya plak sehingga pasokan aliran darah ke otot jantung terganggu secara tiba-tiba. Serangan jantung bisa menyebabkan gagal jantung dan atau kematian bila tidak ditangani dengan cepat serta tepat. (*)