MEPNEWS.ID-Di tengah derasnya arus transformasi digital, Institut Jam’iyah Mahmudiyah (IJM) Langkat, Sumatera Utara, mengambil langkah strategis dengan menggelar Stadium General Nasional bertema “Pendidikan Islam di Era Digital: Membangun Generasi Z yang Berilmu, Berakhlak, dan Berdaya Saing Global”, Sabtu (1/11/2025).
Acara yang berlangsung secara hybrid, di Aula Syekh Muhammad Ziadah dan via Zoom Meeting, dibuka langsung oleh Rektor IJM Langkat, Dr. Muhammad Saleh, S.H.I., M.A., sebagai bentuk komitmen lembaga dalam merespons tantangan pendidikan Islam di tengah perubahan zaman.
Dalam sambutannya, Dr. Muhammad Saleh menegaskan bahwa kemajuan teknologi tidak boleh menggeser esensi pendidikan Islam.
“Teknologi hanyalah wasilah (alat), bukan tujuan akhir. Tujuan pendidikan tetaplah membentuk insan yang berilmu dan bertakwa,” ujarnya penuh penekanan.
Empat narasumber nasional hadir memberikan perspektif mendalam tentang arah dan masa depan pendidikan Islam di era digital.
Pembicara pertama, Dr. Ali Ridho, M.Si., Rektor Institut Agama Islam Al-Khairat Pamekasan, membuka sesi dengan mengupas Penguatan Nilai Keilmuan dalam Pembelajaran Islam Modern. Menurutnya, ilmu dalam Islam bukan hanya rasional-empiris, tetapi juga memiliki dimensi spiritual dan etis.
“Ilmu adalah jalan menuju ketaatan kepada Allah. Pendidikan modern harus mampu mengintegrasikan ilmu agama dan ilmu umum melalui kurikulum yang kolaboratif dan tematik,” jelasnya. Ia bahkan mendorong inovasi digital seperti LMS bernuansa islami dengan fitur tadarus dan refleksi ayat.
Selanjutnya, Dr. Moh. Thoyyib Madani, M.A., dosen Fakultas Tarbiyah IAI Nazhatut Thullab Sampang Madura, menyoroti pentingnya pembinaan akhlak dan spiritualitas generasi muda di tengah derasnya teknologi. “Interaksi tatap muka dan keteladanan (uswah hasanah) tetap penting untuk menjaga keseimbangan antara kecerdasan intelektual dan emosional,” tuturnya.
Sementara itu, Dr. Amir Mukminin, M.Pd., Wakil Ketua I Bidang Akademik STAI Mulia Astuti Wonogiri, mengulas tantangan dan peluang pendidikan Islam di era disrupsi digital. Ia menegaskan perlunya lembaga pendidikan Islam menyiapkan SDM adaptif yang tak hanya melek teknologi, tetapi juga memiliki daya kritis dan kesadaran etis. “Digitalisasi pendidikan harus sejalan dengan moralitas digital,” tegasnya.
Sesi terakhir disampaikan oleh Dr. Novita Sari, M.Pd., Ketua Prodi Manajemen Pendidikan Islam IJM Langkat, yang memaparkan Strategi Meningkatkan Daya Saing Global Generasi Z di Era Modern dan Teknologi. Ia menyoroti pentingnya penguatan keterampilan abad 21 (4C) — critical thinking, creativity, collaboration, communication — serta penerapan sertifikasi ganda bagi mahasiswa agar siap bersaing secara global.
Melalui forum ilmiah ini, para pemateri sepakat bahwa pendidikan Islam di era digital harus mengembalikan ruh keilmuan sebagai jalan menuju Allah, tanpa kehilangan relevansinya terhadap tantangan zaman.
“Kuncinya ada pada keseimbangan antara iman dan inovasi, spiritualitas dan sains, karakter dan kompetensi,” ujar salah satu peserta dalam sesi refleksi penutup.
Kegiatan yang terselenggara dengan dukungan penuh sivitas akademika IJM Langkat ini menjadi bukti nyata komitmen kampus dalam membangun generasi Z yang tidak hanya cakap digital, tetapi juga berakhlak, adaptif, dan berdaya saing global.



POST A COMMENT.