Peran Strategis Santri dalam Moderasi Beragama

Oleh: Nadhiroh, S.Sos.I, M.I.Kom, dosen Prodi KPI dan Waka LPPM STAIMAS Wonogiri

Ayo Mondok… Ayo Mondok
Lantangkan bahwa kami santri nusantara
Ayo Mondok.. Ayo Mondok
Bhakti kami dari santri untuk negeri

Lirik Mars Ayo Mondok, Pesantrenku Keren karya KH Luqman Harits dan Hammam Fathullah HB itu kini semakin dikenal masyarakat luas. Lagu-lagu senada juga kian banyak tercipta sebagai bentuk apresiasi terhadap para santri.

Apalagi setelah pemerintah menetapkan Hari Santri yang diperingati setiap 22 Oktober ditetapkan oleh Presiden ke-7 RI Jokowi pada 2015. Penetapan itu tertuang dalam Keputusan Presiden (Keppres) Republik Indonesia Nomor 22 Tahun 2015 tentang Hari Santri. Santri kian eksis dan semakin mendapatkan pengakuan masyarakat.

Pada tahun 2024 ini, tema yang diusung dalam peringatan Hari Santri adalah Menyambung Juang Merengkuh Masa Depan. Seyogianya, peringatan Hari Santri tidak sekadar seremonial yang gegap gempita di berbagai pelosok negeri. Peringatan Hari Santri tentunya dengan harapan-harapan agar kehadiran mereka semakin bermanfaat di masyarakat.

Memang masih ada PR bagi pesantren-pesantren yang belum sepenuhnya mempraktikkan ajaran-ajaran Islam. Sebagai contoh di dalam ajaran Islam, setiap muslim diperintahkan menjaga kebersihan. Namun, terkadang ada pesantren yang masih terlihat kumuh atau kotor. Kondisi itu bisa disebabkan banyak faktor seperti kurang disiplinnya pengasuh dan santri, minimnya kesadaran menjaga kebersihan dan sebagainya.

Moderasi Beragama

Santri yang mendapatkan pendidikan dan pengalaman banyak tentang ajaran-ajaran agama selama di pesantren, idealnya lebih siap dalam menghadapi perbedaan di masyarakat nantinya. Mereka sudah terbiasa di lingkungan yang sangat beragam baik suku, bahasa, budaya dan lainnya. Para santri akan tertempa sedikit demi sedikit dengan keadaan di sekitarnya. Teman mereka datang dari berbagai daerah dan bahkan tidak menutup kemungkinan dari warga negara asing. Secara bertahap, sikap moderat dalam beragama telah tertanam di dalam diri mereka.

Imroatul Azizah (2021) dalam artikel yang berjudul Peran Santri Milenial dalam Mewujudkan Moderasi Beragama menyampaikan beberapa poin. Di antaranya pertama, santri sebagai seseorang yang dipandang memiliki pengetahuan agama yang lebih, akhlakul karimah, sudah seharusnya menjadi penyejuk di antaranya derasnya isu-isu radikalisme, fanatisme dan ekstrimisme. Apalagi pada era milenial ini, banyak hal yang bisa mereka lakukan sebagai bekal atau senjata untuk menanamkan nilai-nilai moderasi keberagamaan.

Kedua, santri dari generasi milenial adalah tumpuan negeri ini. Jangan sampai mereka terjebak dalam kefanatikan yang salah. Moderasi beragama menjadi suatu yang urgen untuk diterapkan pada santri generasi milenial. Bahwa dalam memandang sebuah perbedaan, manusia telah diajarkan untuk bersikap berada di tengah-tengah. Pada generasi milenial, keberadaan pemikirian moderasi beragama harus sesuai porsi dan tempatnya. Moderasi beragama menjadi kunci generasi milenial menjawab semua tantangan.

Merujuk kepada uraian peran santri di atas, dapat diketahui bersama bahwa santri memang memiliki peran strategis dalam moderasi beragama. Untuk itulah, perlu ditanamkan sejak dini di lingkungan pesantren sikap moderat dalam beragama. Menghargai atau menghormati perbedaan bukan berarti mengikuti. Kiai dan para pengasuh memiliki peran sentral di pesantren ketika mendidik mereka untuk menjadi insan-insan yang bisa menebarkan pesan-pesan kedamaian di muka bumi ini.

Banyak yang bisa dilakukan santri baik ketika masih dalam pesantren atau ketika di masyarakat untuk ikut membumikan sikap moderat dalam beragama. Bisa melalui kegiatan keagamaan, kepemudaan, melalui karya baik itu conten video, gambar, tulisan dan sebagainya. Ada sembilan kata kunci dalam menerapkan moderasi beragama yang bisa ditebarkan para santri yaitu kemanusiaan, kemaslahatan umum, adil, berimbang, taat konstitusi, komitmen kebangsaan, toleransi, anti kekerasan dan penghormatan kepada tradisi.

Allah SWT telah menyampaikan dalam QS. Al-Baqarah: 143: “Dan demikian (pula) Kami menjadikan kamu (umat Islam) ummatan wasathan (umat yang adil dan pilihan) agar kamu menjadi saksi atas (perbuatan manusia) dan agar Rasul (Muhammad) menjadi saksi atas (perbuatan) kamu…”.

Selamat Hari Santri, teruslah berbakti untuk Negeri bersama-sama mewujudkan hidup yang damai dan harmonis. Wallahu’alam bish showwab.

Facebook Comments

Comments are closed.