Temani “Balita” Perusahaan Kita (5 – Habis)

Oleh: Yusron Aminulloh

MEPNews.id – Semua balita pasti butuh perlindungan. Terutama usia 3 hingga 4 tahun. Kalau ada rasa sakit, rasa takut, ada yang dianggap mengganggu, pasti memanggil dan mencari ayah bundanya.

Kadang malah takut dan menangis tanpa penyebab apa-apa. Itulah usia yang memang membutuhkan sosok pelindung. Hanya dengan dipeluk, didekap, rasa takut apa pun akan hilang.

Hal lain yang menjadi ciri khas balita adalah berani. Memegang api pun berani. Di atas ketinggian juga berani. Tapi tolong dicatat, keberanian itu bukan semata-mata karena tidak takut. Tapi tidak mengerti.

Demikian juga banyak “perusahaan balita” melakukan “keberanian” nekad bahkan bonek, bukan karena betul-betul berani. Tapi karena sering karena tidak tahu risiko.

Balita, kalau ada ayah bundanya sholat selalu gelayutan saat sang ortu rukuk dan sujud. Ini bukan adegan biasa, tapi keindahan betapa sosok panutannya sedang mengisi memori anaknya tentang dialog dan memohon perlindungan sejati pada-Nya.

Itulah sebabnya, perusahaan baru, baik kecil maupun besar membutuhkan sosok pelindung. Sosok pengayom, berwibawa, dan disegani. Dan mereka dilibatkan bahwa puncak perlindungan utama bukan manusia, tetapi Allah.

Ada tiga catatan soal ini.

Pertama, perusahaan “balita” sehebat apa pun, sebesar apa pun modalnya tetap membutuhkan pelindung. Sosok yang melindungi dan mengawasi. Agar tidak salah langkah.

Meski dalam konteks modern sosok pelindung bisa berwujud manajemen. Misalnya sistem akuntasi yang kredibel, planning yang terukur, semua itu adalah simbol dari pelindung. Jadi tidak mungkin “jatuh” atau “jalan tanpa arah”, karena sudah ada koridor yang disiapkan.

Kedua, keberanian karena tanpa tahu risiko kadang juga diperlukan perusahaan baru. Kasih kebebasan staf melahirkan inovasi dan kreativitas. Karena semangat membara anak muda tak bisa dibatasi.

Nah, peran owner perusahaan ikut menentukan arah. Memegang dan melindungi. Karena inovasi anak-anak muda ini harus ada remnya. Biar tidak blong kejebur jurang dalam kesulitan. Di sini perlu diawasi dan diarahkan apabila terlihat keluar dari garis kewajaran.

Ketiga, sebagaimana balita yang memerlukan dekapan, eluasan lembut, kadang tegas biar ada rasa takut. Peran owner harus tarik ulur.

Kalau terlalu dimanja, didekap, dilindungi dengan ketat, dijamin karyawan hanya menjadi robot. Maka diperlukan keseimbangan. Kadang halus, kadang keras.

Tapi yang paling utama harus dimiliki owner perusahaan baru pada karyawan adalah wibawa. Ini mudah diucapkan, tapi sulit dipraktikkan. Tapi modal utama wibawa adalah ikhlas membimbing anak-anak muda menjadi sukses. Tidak hanya perusahaannya yang sukses. Tapi semua staf yang tergabung dalam satu tim.

Tapi puncak perlindungan dan kewibawaan owner harus dilanjutkan kepuncak-Nya. Yakni kepada Maha Pelindung. Maka rutin datangkan ustadz ke perusahaan kita, agar diisi batin dan rohaninya.

Bahwa kesuksesan bukanlah karena kesungguhan bekerja semata, kesuksesan utama karena ridlo-Nya. Keringat, detak jantung, nafas, dan aliran darah yang dipakai bekerja melapor ke Allah atas kesungguhan kita, sehingga Allah welas sama manusia menjadikan ia dan usahanya sukses.

Selamat mencoba.
*** (habis).

Facebook Comments

Comments are closed.