Hari Cahaya Internasional, ITS Latih Guru dan Siswa

MEPNews.id –  Turut menyemarakkan Hari Cahaya Internasional (International Day of Light), Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) melalui organisasi Society of Photo-Optical Instrumentation Engineers (SPIE) Student Chapter ITS menggelar workshop untuk guru dan siswa SMA se-Jawa Timur, Kamis (16/5).

Workshop berjudul International Day of Light (IDL) 2019: Inspiring Education in Optics & Photonics ini berkolaborasi dengan OSA Student Chapter ITS, Departemen Teknik Fisika ITS, dan PGRI Provinsi Jawa Timur.

Ketua panitia IDL 2019, Dr rer nat Ir Aulia Muhammad Taufiq Nasution MSc dalam sambutannya pada seminar guru di Auditorium Sinarmas Departemen Teknik Industri ITS mengatakan, Hari Cahaya International ini dicanangkan karena cahaya dirasa banyak membawa dampak yang sangat besar bagi kehidupan di dunia. Antara lain bisa berdampak di bidang teknologi, militer, dan kesehatan.

Aulia mengungkapkan, tujuan dicanangkannya IDL adalah membangun kapasitas pendidikan dunia, melalui aktivitas yang ditargetkan di bidang sains untuk kaum muda. “Ini agar dapat membangun kesadaran global, khususnya di bidang sains,” tutur dosen Teknik Fisika ITS ini.

Selain itu, menurut Aulia, workshop ini bertujuan untuk menjadikan pendidikan fisika optika itu bisa terstimulasi menjadi konten pembelajaran yang semakin menarik dan menginspirasi. Ia menganggap bahwa para guru SMA yang mengikuti workshop ini selanjutnya bisa menjadi garda terdepan untuk mendidik generasi muda yang nantinya berkecimpung di bidang teknologi cahaya.

Aulia menjelaskan, IDL ini menyasar kepada guru SMA, karena diharapkan guru dapat memberikan stimulus kepada siswanya untuk bisa tertarik menekuni bidang cahaya. Dan juga karena dosen kapasitasnya tidak terlalu besar untuk menjangkau siswa, jika dibandingkan dengan seorang guru, sambungnya.

Sementara itu, Dekan Fakultas Teknologi Industri (FTI) ITS, Dr Bambang Lelono Widjiantoro ST MT, yang membuka acara mewakili Rektor ITS mengatakan bahwa selepas workshop ini para guru diharapkan bisa mengubah kesan siswa terhadap fisika. “Yang awalnya fisika itu dianggap sulit bisa berubah menjadi fisika itu menarik,” tandasnya.

Bambang berharap lulusan SMA yang mengambil bidang studi fisika menjadi semakin banyak. Ini haruslah didorong oleh peran seorang guru yang menjadi ujung tombak untuk membuat fisika bukanlah sebuah momok. Sehingga diharapkan setelah workshop ini dapat melahirkan ilmuwan baru yang dapat meraih penghargaan nobel di bidang fisika nantinya.

Selain seminar untuk guru SMA, IDL juga mengadakan workshop untuk siswa yang berasal dari berbagai SMA di Jawa Timur. Workshop yang diadakan ini berisi demo aplikasi fotonika serta praktikum dengan dibimbing mahasiswa dari Laboratorium Fotonika Teknik Fisika ITS. Praktikum yang diadakan terdiri dari berbagai materi seperti polarisasi, difraksi kisi, interferometer, dan indeks bias, tutur Anak Agung Ngurah Ary Murti Santoso, salah satu koordinator panitia workshop IDL.

Workshop yang diikuti oleh 61 orang siswa ini lebih menekankan ke fenomena fotonika. Tujuannya adalah memberikan wawasan yang lebih ke siswa bahwa cahaya itu memiliki potensi lebih menjadi teknologi di masa depan. Contoh sederhana adalah teknologi Fiber Optic yang mulai sering digunakan untuk teknologi komunikasi, jika mereka termotivasi mengembangkannya akan sangat bermanfaat nantinya, jelas mahasiswa Teknik Fisika angkatan 2015 ini.

Ia pun berharap dari pelaksanaan IDL ini, siswa ketika selesai mengikuti workshop nantinya dapat lebih termotivasi untuk mempelajari dan mengembangkan teknologi fotonik. Dengan hal itu, mereka juga diharapkan dapat berinovasi menciptakan teknologi fotonik demi kemajuan riset di Indonesia. Tentunya motivasi tersebut harus mereka tanamkan dan mulai dicoba sejak dini.

Facebook Comments

Comments are closed.